Ahad Kliwon 8 September 2013 pukul 09.00 di Gedung Pertemuan MWC NU Kecamatan Weleri diselenggarakan Halal Bihalal dan Temu Balung Pisah diikuti Seluruh Pengurus NU dan Badan Otonomnya serta Guru dan Karyawan Pendidikan Muallimin Weleri.
KH Fahrur Qosidi selaku Syuriah NU Weleri mengajak warga NU untuk memberikan pendidikan yang baik dan memperhatikan pendidikan berkarakter dan berakidah Ahlussunnah wal Jama'ah. Pendidikan Muallimin Weleri berusaha untuk menjadikan lembaga ini sebagai pencetak generasi sholih sholihah berakhlaqul karimah berakidah Ahlussunnah wal jama'ah. Bersama Pondok Pesantren Mohammad Cank Hoo Muallimin berbenah untuk pembinaan generasi kedepan.
Dalam kesempatan ini hadir
Drs Hendro Suyitno Semarang dalam Mauidhoh hasanahnya menyampaikan pertemuan ini merupakan reoni dan nostalgia, karena beliau bertemu dengan teman lama berpisah dan lama tak bersua yaitu KH Khafidhin Masfa, Utadz Abdullah. Teman dalam suka dan duka dalam menuntut ilmu agama. Menurut KH Hendro bahwa Nahdlatul Ulama adalah organisasi keagamaan yang selalu mengedepankan akhlaq. "Orang-orang yang rak ndah berarti rak patik NU"
Dalam Halal bihalal ini merupakan bentuk permohonan ma'af ta'jil. Kita semua adalah alumni Romadhon yang nilainya sangat fariatif. Nilai ibadah Romadhon kita merupakan wilayah dan kewenangan Allah.
Ibadah Romadhon kita nilainya bagus atau jelek bisa dilihat dari ibadah kita selepas Romadhon. Sebagaimana Ibadah Haji, mabrur dan tidaknya haji seseorang dilihat apakah sepulang dia dari Mekkah makin rajin ibadahnya, sholatnya, amalnya. atau malah mungkin menjadi lebih pelit dan malas berjama'ah.
Semua orang ketika melakukan haji di Mekkah pasti rajin sholatnya, rajin baca Al Qur'annya, rajin amalnya, namun setelah pulang ke tanah air, masihkah seperti di Mekah ibadahnya? Jadi menilai ibadah haji seseorang tidak saat di Mekkah karena nilainya pasti baik, tapi justru sepulang menunaikan ibadah haji, apakah mereka masih bisa memelihara ibadahnya.
Demikian pula menurut Drs KH Hendro ibadah puasa dinilai bagaimana ibadah kita selepas Romadhon. Karena bulan Romadhon merupakan bulan penggemblengan, pembakaran diri.
Sebagai ilustrasi beliau juga mewajibkan budaya lebaran dengan membuat kupat dan lepet. Ini merupakan perlambang disaat lebaran kita mohon ma'af kepada saudara, handai tolan dan setelah semua dimaafkan maka kita harus menjaga kerahasiaan dan kesalahan olang lain dengan rapat-rapat. Kupat baru lepet setelah nyuwun maaf sedaya lepat maka werdi wong liyan ditutup rapet-rapet. Kupat ujungnya ada empat atas ada talinya menandakan bahwa kita boleh kemana-mana (arah mata angin lor, kidul wetan kulon) dalam berkarya, berkerja tetapi akhirnya kita harus kembali ke atas, kembali satu ke Allah SWT, oleh karenanya berpegang teguhlah pada Agama Allah. Nek ana kupat kudu ana lepet nek wis ngaku lepat njaluk maaf terus jaga rahasia lan kesalahan rapet-rapet. Aja kaya wong sugih mendadak, kere munggah bale, lali sapa lan piye maune.
Dulu warga NU sangat bangga kalau diundang rapat NU, sekarang apa jawabnya? ana sangune pora?
Lepet taline telu mengandung maksud bahwa kita berharap selalu kuat Iman, Islam, Ikhsan.
Diakhir mauidhonya KH Hendro menyampaikan hikmah puasa ada 3, yaitu setelah berpuasa kita akan cerdas intelektuanya, cerdas spiritualnya dan cerdas emosinya.
Semoga Allah meridhoi yang kita kerjakan, Amiin. (Teks Amsdik)
Berikut bidikan tim MTs NU 04 Muallimin Weleri
|
KH Bisri. KH Fahrur Qosidi, KH Khafidhin Masfa, Ustadz Sulhan |
|
Drs Hj Nila Dwi Harini Ka SMA Muallimin dan Nurul Laili S. Pd |
|
Amat Sadikin, S. Pd Ka MTs Muallimin dan Moch Noor Ali |
|
Muslimat dan fatayat |
|
Guru-guru Muallimin |
|
Mudiono S. Pd Ka SMP Muallimin (Panitia) |
|
Suasana Halal Bihalal |
|
Drs KH Moch Soderi Ketua Tanfid MWC Weleri |
|
NU, Ansor dan IPNU |
|
Ustadzah MTs Muallimin |
|
Nyaman, aman damai sejahtera kumpul bersama |
|
Ustz Abdullah,Drs KH Hendro Suyitno, KH Khafidhin |
|
KH Fahrur Qosidi Syuriah MWCWeleri |
|
Drs KH Hendro Suyitno |
|
KH Khafidhin |